TEKNIK BEKERJA
SECARA ASEPTIK (III & IV): ISOLASI JAMUR DAN BAKTERI DENGAN CARA
PENGGORESAN KUADRAN DAN CARA PEMIPETAN
(Laporan Praktikum Mikrobiologi Pertanian)
Oleh
Farida Lukmi
1514121052
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2016
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Teknik isolasi mikroba
yaitu inokulasi yang merupakan suatu teknik pemindahan suatu biakan tertentu
dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tujuan untuk mendapatkan suatu
biakan yang murni tanpa adanya kontaminasi dari mikroba yang lain yang tidak
dinginkan. Mikroorganisme (bakteri, fungi
atau cendawan, protozoa, dan mikroorganisme lain) yang terdapat di ikan
dan lingkungan budidayanya umumnya terdapat dalam populasi campuran. Untuk
mencirikan dan mengidentifikasi suatu species mikroorganisme tertentu,
pertama-tama mikroorganisme tersebut harus dapat dipisahkan dari mikroorganisme
lain yang umum dijumpai dalam habitatnya, lalu ditumbuhkan menjadi biakan
murni. Biakan murni diperlukan karena semua metode mikrobiologis yang digunakan
dalam menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme memerlukan suatu populasi
yang terdiri dari satu macam mikrorganisme saja.
Ada beberapa metode
untuk memperoleh biakan murni dari suatu sampel tertentu. Dua diantaranya yang
paling digunakan adalah metode cawan gores (baik dengan cara penggoresan
kuadran maupun cara penyebaran) dan metode cawan tuang. Kedua metode ini
didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian
sehingga individu species dapat dipisahkan dari lainnya, dengan anggapan bahwa
koloni terpisah yang tampak pada cawan petri setelah inkubasi berasal dari satu
sel tunggal. Pada kegiatan ini akan diperkenalkan metode cawan gores, yang
dilakukan dengan menggoreskan inokulum atau sampel pada permukaan medium PDA
(Potato Dextrose Agar) dengan cara
penggoresan kuadran I, II, III, IV.
Pipet
atau alat penetes cairan kimia adalah alat laboratorium yang digunakan untuk
memindahkan volume cairan tertentu. Pipet sudah digunakan sejak abad ke-19 oleh
Louis Pasteur (1822-1895). Kini jenis pipet sudah berkembang luas. Pipet
biasanya digunakan dalam pengujian-pengujian biologi molekular, kimia analitik
juga kedokteran. Pipet dibuat dalam berbagai macam bentuk dan ukuran sesuai
tujuannya yang berbeda-beda dengan tingkat ketelitian dan ketepatan yang
berbeda-beda pula, mulai dari pipet beling tunggal sampai ke pipet yang dapat
ditala secara kompleks, atau juga pipet elektronik. Banyak jenis pipet bekerja
dengan membuat ruang hampa sebagian di atas ruang tampung cairan dan secara selektif
melepaskan ruang hampa ini untuk menghentikan dan melepaskan cairan.
1.2
Tujuan
Percobaan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini
adalah untuk:
1.
Melatih kertampilan mahasiswa dalam
melakukan pemindahan biakan bakteri dari satu wadah ke wadah lain secara
aseptik.
2.
Melatih ketrampilan mahasiswa dalam
melakukan isolasi bakteri dengan teknik penggoresan kuadran.
3.
Mengenalkan macam-macam pipet dan
melatih mahasiswa menggunakan macam-macam pipet secara aseptik.
II. METODOLOGI PERCOBAAN
2.1
Alat Dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang
digunakan pada praktikum kali ini adalah pipet tiup, jarum ose, pipet alir,
pipet mikro dengan berbagai ukuran atau volume, cawan petri, tabung reaksi,
erlenmeyer, dan pembakar spiritus. Sedangkan bahan yang digunakan adalah PDA
(Potato Dextrose Agar), alkohol 70%, spritus, air bersih atau media cair.
2.2
Prosedur
Percobaan
Adapun
prosedur percobaan pada cara penggoresan kuadran adalah:
1.
Menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakana di dalam Laminar Air Flow ( LAF) hood.
2.
Menyalakan lampu bunsen atau lampu
spiritus dan masukkan pada LAF
3.
Memegang media cawan berisi kultur
bakteri dengan tangan kiri dan jarum ose pada tangan kanan.
4.
Memanaskan ujujng jarum ose pada api
bunsen sampai memijar.
5.
Membuka sedikit tutup cawan petri
menggunakan jari telunjuk dan jempol, lalu menyentuhkan ujung jarum ose panas
ke tepiian media supaya dingin.
6.
Mengambil sedikit kultur bakteri dengan
jarum ose kemudian menutup kembali cawannya.
7.
Mengambil media cawan, membuka sedikit
tutupnya dengan jari-jari tangan kiri lalu menggoreskan ujung jarum ose yang
telah mengandung kultur bakteri beberapa kali kepada seperempat permukaan cawan
(kuadran I).
8.
memijarkan ujung jarum ose untuk
mematikan sisa bakteri, lalu menggoreskan beberapa kali ke bekas penggoresan
pertama yang dilanjutkan ke arah kuadran kedua (jarum ose terlebih dulu
didinginkan dengan cara menyentuhkan pada tepi media cawan).
9.
Melakukan penggoresan kuadran ketiga dan
keempat dengan cara yang sama dengan langkah sebelumnya.
10. Setelah
selesai penggoresan, memasukkan media cawan yang telah digores ke dalam kantung
plastik dalam posisi terbalik.
11. Melakukan
pengamatan setelah 24 jam, 48 jam, dan 72 jam inkubasi.
12. Mencatat
dan menggambar pertumbuhan koloni bakteri dari hasil penggoresan.
Adapun
prosedur penggunaan mikro pipet adalah:
1.
Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk memastikan
lancarnya mikropipet.
2.
Memasukkan tip bersih ke dalam Nozzle atau ujung mikropipet..
3.
Menekan Thumb Knop sampai hambatan pertama atau first stop tanpa ditekan lagi.
4.
Memasukkan tip ke dalam cairan selama
3-4mm.
5.
Menahan pipet dalam posisi vertikal
kemudian melepaskan tekanan dari Tumb
Knob maka cairan akan masuk ke tip.
6.
Memindahkan ujung tip ke tempat
penampung yang diinginkan dengan cara menekan Thumb Knob
7.
Cara melepas Thumb Knob searah dengan
jarum jam dan ditekan maka tip akan mendorong keluar dengan sendirinya atau
menggunakan alat tambahan yang mendorong tip keluar.
III.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil
Pengamatan
Adapun hasil dari pengamatan yang
diperoleh pada praktikum kali ini adalah:
a.
Hasil Penggoresan Kuadran III
No.
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
21
April 2016
|
Pertumbuhan di hari
pertama masih belum terlihat.
|
2
|
22
April 2016
|
Pertumbuhan di hari
kedua tetap sama, tetapi terlihat bercak putih.
|
3
|
25
April 2016
|
Pertumbuhan hari
selanjutnya bercak putihnya semakin jelas.
|
b.
Penggoresan Kuadran I
No.
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
20
April 2016
|
Pada 24 jam pertama, media PDA
dalam cawan masih terlihat bening.
|
2
|
21
April 2016
|
Pada 48 jam, media PDA menjadi
agak keruh.
|
3
|
22
April 2016
|
Pada hari terakhir pengamatan,
media PDA menjadi sangat keruh.
|
3.2
Pembahasan
Teknik penanaman yang dilakukan adalah dengan teknik
goresan (streak) yang bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari
campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium baru. Ada beberapa teknik goresan yang biasa
dipakai yaitu :
Teknik goresan yang kita pergunakan adalah teknik
goresan kuadran. Prinsip nya adalah sama
dengan yang lainnya yaitu pengenceran dimana goresan pertama paling pekat
kemudian menjadi semakin encer sampai pada goresan ke empat yang terletak
ditengah-tengah media. Bila metode ini
dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana
setiap koloni berasal dari satu sel.
Berdasarkan hasil pembiakan pada media agar dicawan petri kuadran I,
setelah diinkubasi selama 24 jam belum tampak perubahan yaitu PDA masih
terlihat bening. Setelah 48 jam, barulah mulai terlihat PDA berubah mejadi agak
keruh. Dan pada hari terakhir pengamatan PDA berubah menjadi sangat keruh.
Begitu pula pada kuadran III, dari hari
pertama hingga hari terakhir tidak ada perubahan yang berarti. Hal ini
disebabkan karena pada saat melakukan
percobaan, media yang kami gunakan rusak, sehingga pertumbuhan jamurnya
terhambat. Ada juga faktor lain yang menyebabkan jamur tidak tumbuh yaitu
karena keterampilan kami yang masih minim karena kami baru pertama kalinya
melakukan percobaan penggoresan kuadran.
Pipet tetes merupa pipa kecil terbuat dari plastik
atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet.
Fungsinya untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil. Kelebihannya
memiliki karet hisap diatasnya,sehingga mudah dalam pengambilan larutan.
Kekurangannya tidak dilengkapi dengan skala, hanya digunakan
untuk mengambil cairan dengan ukuran tetesan sehingga
pada saat mengambil cairan tidak dapat langsung diukur volumenya.
Ada 3 jenis dasar mikropipet sesuai ukurannya, yaitu
P1000, P200, dan P20. P1000 digunakan untuk memipet cairan berukuran lebih dari
200 ul sampai 1000 ul, P200 untuk volume cairan antara 21 ul sampai 200
ul, dan P20 digunakan untuk volume dibawah 20 ul. Saat ini ada banyak
sekali pilihan mikropipet yang dijual oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak
di bidang biotek, biokimia, bahkan bidang kedokteran. Fungsinya untuk mengambil
atau memindahkan suatu larutan sesuai ukuran yang dikehendaki. Kelebihannya
pipet biasa tidak memiliki keakuratan pada volume kurang dari 1 mililiter (1
ml), sedangkan mikropipet memiliki keakuratan dan ketepatan pada volume kurang
dari 1 mililiter (1 ml).
Kekurangannya adalah harganya mahal dan tidak dapat
mengukur larutan
atau cairan lebih dari 10 ml.
Pipet ukur atau rubber
bulb adalah alat yang terbuat dari
gelas dan karet. Pipet ini memiliki skala. Fungsinya untuk mengambil larutan
dengan volume tertentu dengan ketelitian yang sangat tinggi Kelebihannya adalah
memiliki skala yang sangat tinggi, ujung bagian bawah dibuat runcing sehingga
dapat memperlambat keluar-masuknya zat cair. Kekurangannya yaitu penggunaannya
sedikit sulit karena dalam pengambilan larutan harus menggunakan bantuan bulb
atau pipet pump untuk menyedot larutan yang berbahaya.
IV. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum
ini adalah:
1.
Percobaan tidak berhasil karena media yang digunakan
rusak.
2.
Kerusahan media disebabkan oleh kurangnya keterampilan
praktikan.
3.
Diantara semua pipet yang digunakan, mikropipetlah yang
memiliki ketelitian paling tajam.
4.
Pada rubber bulb tombol
yang berlambang S berguna untuk membuang udara, tombol A untuk mengambil cairan
dan tombol E untuk mengeluarkan cairan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Pemipetan dan Pengenceran . http://matericoklat.blogspot.
co.id/2012/10/pemipetan-dan-pengenceran.html.
diakses pada tanggal 28
April
2016 pukul 09.25 WIB.
Gholib, I. dan R.
Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Penerbit Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
Nafarin, M. 2007. Penganggaran
perusahaan. Edisi Ketiga. Penerbit Salemba
Empat. Jakarta.
0 komentar:
Post a Comment