Pages

About Me

Total Pageviews

RSS







PENGENCERAN BERSERI DAN PERHITUNGAN MIKROBA SECARA TIDAK LANGSUNG DENGAN METODE SEBAR (HITUNGAN CAWAN) DAN SECARA LANGSUNG DENGAN ALAT HEMOSITOMETER (HAEMOCYTOMETER)
(Laporan Praktikum Mikrobiologi Pertanian)






Oleh
Farida Lukmi
1514121052














JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016



I.        PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang

Pada metode perhitungan cawan dilakukan pengenceran yang bertingkat yang mana ditujukan untuk membentuk konsentrasi dari suatu suspensi bakteri. Sampel yang telah di encerkan ini di hitung ke dalam cawan baru kemudian di tuang ke mediumnya (metode tuang). Kemudian setelah diinkubasi selama 24- 48 jam, amati koloni yang tumbuh dan koloni yanng diamati hanyalah koloni yang berjumlah 30- 300 koloni.
Tingkat pengenceran yang diperlukan didasarkan pada pendugaan populasi bakteri yang ada dalam contoh. Hasil yang baik adalah jika pada pengenceran yang lebih rendah contoh yang diduga lebih banyak menunjukkan hasil uji positif (adanya pertumbuhan bakteri) dan pada pengenceran lebih tinggi contoh yang diduga lebih sedikit menunjukkan hasil uji negatif (tidak ada pertumbuhan bakteri). Oleh karena itu jumlah populasi bakteri yang ada dalam contoh diduga tinggi maka contoh harus diencerkan sampai diperoleh tingkat pengenceran yang lebih tinggi sehingga nilai maksimum dapat dihitung. Metoda pengenceran yang paling mudah dengan melakukan pengenceran 10 kali lipat dengan menggunakan 3 atau 5 tabung pengenceran sekali gus. Beberapa  cara penghitungan jumlah mikrobia yaitu cara penghitungan pada lempeng pembiakan, cara menghitung langsung (metode kaca objek), metode ukur kekeruhan, metode turbidimetri dan nefelometri serta dengan jumlah perkiraan terdekat (JPT).
Jumlah mikrobia pada suatu bahan dapat ditentukan dengan bermacam-macam cara, tergantung pada bahan dan jenis mikrobia yang ditentukan. Jenis populasi mikroba dalam tanah, air, bahan makanan dan lain-lainnya berbeda-beda tergantung pada susunan bahan tersebut. Ada dua cara perhitungan jumlah mikrobia yaitu perhitungan secara langsung dan perhitungan secara tidak langsung.
Ada beberapa cara perhitungan mikroba secara langsung yaitu menggunakan colony counter, menggunakan cara pengecatan dan pengamatan di bawah mikroskop, dan cara lainnya dengan menggunakan filter membran. Cara menghitung mikroba secara tidak langsung dipakai untuk menentukan jumlah mikroba secara keseluruhan, baik yang hidup maupun yang mati atau hanya untuk menentukan jumlah mikroba yang hidup saja, tergantung cara yang digunakan. Untuk menentukan jumlah mikroba yang hidup dapat dilakukan setelah suspensi bahan atau biakan mikroba diencerkan beberapa kali dan ditumbuhkan dalam medium dengan cara tertentu tergantung dari macamnya bahan dan sifat mikroba. Berapa cara menetukan jumlah mikroba secara tidak langsung yaitu menghitung jumlah mikroba menggunakan sentrifuge, berdasarkan kekeruhan, menggunakan perhitungan elektronik (elektronik counter), berdasarkan analisis kimia, bedasarkan berat kering, menggunakan cara pengenceran, menggunakan cara Most Probable Number (MPN) danmenggunakan metode hitungan cawan. 


1.2    Tujuan

Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah:
1.        Mempelajari cara melakukan pengenceran berseri untuk menhitung jumlah sel bakteri atau jumlah spora secara tidak langsung.
2.        Mengamati pertumbuhan koloni bakteri atau koloni jamur dalam media PDA.
3.        Mempelajari cara melakukan pengenceran berseri untuk menhitung jumlah sel bakteri atau jumlah spora secara tidak langsung.
4.        Mempelajari cara menggunakan alat Haemocytometer untuk menghitung jumlah bakteri atau spora secara langsung.











II.     METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1    Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah colony counter , tabung erlenmeyer, tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, gelas sebar,dan pipet tetes. Sedangkan bahan yang digunakan adalah biakan bakteri atau jamur di dalam cawan petri, aquades steril, dan media cawan.


2.2

Adapun prosedur percobaan kali ini adalah:
A.  Pengenceran
1.    Memasukkan 10 ml aquades ke dalam biakan jamur yang berada pada cawan.
2.    Mengaduk hingga rata.
3.    Memasukkan kedalam tabung reaksi dan menghomogenkannya.
4.    Mengambil 1 ml suspensi jamur dengan menggunakan mikropipet lalu memasukkannya ke dalam tabung reaksi yang berisi 9ml aquades dan menghomogenkannya menggunakan rotamixer (pengenceran 10-1 ).
5.    Mengambil 1ml suspensi jamur pada pengenceran 10-1 lalu memasukkannya ke dalam tabung reaksi yang berisi aquades 9ml dan menghomogenkannya menggunakan rotamixer.
6.    Mengambil 1ml suspensi dari pengenceran 10-2  lalu memasukkannya ke dalam tabung reaksi yang berisi 9ml aquades dan menghomogenkannya menggunakan rotamixer (pengenceran 10-3 ).

B.       Perhitungan Mikroba Secara Tidak Langsung
1.        Menyiapkan media PDA rosebengal
2.        Mengambil suspensi di dalam tabung reaksi yang ke tiga menggunakan pipet tetes dan meletakkannya di media PDA rosebengal dibawah LAF dan didekat api.
3.        Meratakan jamur menggunakan drygalski yang sudah steril sambil memutar-mutar cawan petri di dekat api bunsen.
4.        Rekatkan menggunakan plastik perekat.

C.       Perhitungan Mikroba Secara Langsung
1.        Melakukan pengenceran berseri seperti pada praktikum sebelumnya.
2.        Memulai pada pengenceran paling rendah, meneteskan suspensi bakteri keatas bidang hitung pada permukaan hemositometer.
3.        Menutup permukaan hemositometer dengan kaca penutup.
4.        Meletakkan hemositometer di atas meja pentas mikroskop majemuk dan mengatur perbesaran fokusnya sampai diperoleh bayangan sel yang cukup jelas dan garis-garis pada permukaan bidang hitung hemositometer.
5.        Menghitung jumlah sel dalam setiap kotak sedang, mengulangi sebanyak 5 kotak dan menghitung rata-ratanya.
6.        Menentukan atau menghitung kerapatannya (jumlah spora per ml suspensi awal).

















III.             HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1    Hasil Pengamatan

No.
Foto
Keterangan
1
Tampak jamur Trichoderma sp. Tumbuh memenuhi media cawan, marena media yang kita gunakan dan proses yang kita lakukan dalam kondisi steril.


3.2    Hasil Perhitungan
1. Perhitungan pada kelompok 1 season 1
Kotak 1           = 9
Kotak 2           = 9
Kotak 3           = 9
Jadi, x adalah 9 di dalam 0,004 mm3
Ø  Jumlah spora/ml air    
∑          = 9 x 2,5.105
= 22,5 . 10spora/ml.
∑         = 22,5 . 105. 102
= 22,5 . 107  spora/ml.
2. Perhitungan pada kelompok 2 season 1
Kotak 7           = 29
Kotak 15         = 20
Kotak 19         = 32
Jadi, x adalah 27 di dalam 0,004 mm3
Ø  Jumlah spora/ml air
∑         = 27 x 2,5.105
 = 67,5 . 105 spora/ml.
∑         = 67,5 . 105 . 102
 = 67,5 . 10spora/ml.
3. Perhitungan pada kelompok 1 season 2
Kotak 6           = 18
Kotak 16         = 22
Kotak 1           = 17
Jadi, x adalah 19 di dalam 0,004 mm3
Ø  Jumlah spora/ml air
∑         = 19 x 2,5.105
 = 47,5 . 105 spora/ml.
∑         = 47,5 . 105 . 102
 = 47,5 . 10spora/ml.
4. Perhitungan pada kelompok 2 season 1
Kotak 2           =  14
Kotak 4           = 17
Kotak 6           = 19
Jadi, x adalah 18,3 di dalam 0,004 mm3
Ø  Jumlah spora/ml air
∑         = 18,3 x 2,5.105
 = 45,83 . 105 spora/ml.
∑         =  45,83 . 105 . 102
 =  45,83 . 10spora/ml.

3.3    Pembahasan

Metode cawan tuang merupakan teknik lain yang dapat digunakan untuk mendapatkan koloni murni mikroorganisme.  Kelemahan metode ini adalah membutuhkan waktu dan bahan yang lama dan banyak, akan tetapi tidak memerlukan keterampilan tinggi.  Biakan campuran diencerkan dengan menggunakan medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan. Pengenceran dilakukan dalam beberapa tahap hingga diperoleh koloni tunggal.
Metode lain yang digunakan adalah count plate . Metode ini merupakan metode penaksiran jumlah kepadatan bakteri secara tidak langsung dan informasi yang didapatkan hanya jumlah bakteri yang hidup saja, bakteri yang mati tidak ikut dihitung. Metode ini pun didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah ditumbuhkan dalam media pertumbuhan dan lingkungan yang sesuai. Setelah diinkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau dugaan dari jumlah mikroorganisme dalam suspensi tersebut.
Koloni yang tumbuh tidak selalu berasal dari satu sel mikroorganisme karena beberapa mikroorganisme tertentu cenderung membentuk kelompok atau berantai. Berdasarkan hal tersebut digunakan istilah Coloni Forming Units (CFU’s) per ml. koloni yang tumbuh berasal dari suspensi yang diperoleh menggunakan pengenceran bertingkat dari sebuah sampel yang ingin diketahui jumlah bakterinya
.
Kelebihan dan kekurangan pengukuran menggunakan haemocytometer yaitu:
Kelebihan perhitungan sel dengan menggunakan hemositometer adalah dapat menghitung jumlah sel yang hidup maupun yang mati, tergantung dari pewarna yang digunakan.Misalnya, bila pewarna trypan blue dicampukan ke dalam larutan sel maka sel yang hidup tidak akan berwarna dan sel yang mati akan berwarna biru. Kelebihan lainnya adalah morfologi sel dapat diamati, dapat mengevaluasi homogenitas dan data mendeteksi kontaminasi. Tetapi, kekurangan dari jenis ini ialah lebih sensitif dalam pembersihan dan perawatannya. Lapisan rhodium sangat mudah rusak atau terhapus pada saat pembersihan sehingga untuk pembersihannya membutuhkan ketelitian ekstra.





















IV.  KESIMPULAN


Adapun kesimpulan yang ditarik dari praktikum ini adalah:
1.        Penghitungan bakteri dengan metoda hitungan cawan dilakukan karena mempunyai kelebihan yakni mudah dan efektif dalam proses penghitungan mikroba dan juga bakteri yang dihitung adalah bakteri yang tumbuh saja.
2.        Kekurangannya yakni bahan yang digunakan relatif lebih banyak.
3.        Hasil pengenceran bakteri dapat dikatakan berhasil karena semakin besar pengencerannya maka jumlah koloni bakteri yang tumbuh akan semakin kecil terkait konsentrasi bakteri yang semakin kecil pula, namun jumlah bakteri yang tumbuh semakin besar karena dikalikan dengan faktor pengencernya.




















DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013.Kelebihan dan Kekurangan Pengukuran Menggunakan         Haemositometer. https://www.scribd.com/doc/186698477/Kelebihan-Dan-     Kekurangan-Haemositometer. Diakses pada tanggal 18 Mei 2016 pukul           19.00 WIB
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar dasar mikrobiologi.Djambatan.Jakarta.

Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Gramedia. Jakarta.

Pelczar, Michael, J. 1986. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia.         Jakarta.

Sutedjo, M. 1991. Mikrobiologi Tanah. Renika Cipta. Jakarta.





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Post a Comment